Akhir tahun 2013, seorang nama warga Indonesia bergabung dalam perkumpulan dermawan dunia Giving Pledge. Ia adalah Dato Sri Tahir, pendiri Mayapada Group yang bergerak di perbankan, media cetak, TV berbayar, properti, rumah sakit, dan rantai toko bebas pajak. Giving Pledge adalah klub berisi sekelompok miliarder dunia yang rela menyisihkan sebagian sampai seluruh hartanya demi kemanusiaan ketimbang mewariskannya ke anak atau keluarganya. Di dalamnya ada nama-nama seperti Bill dan Mellinda Gates, Warren Buffet, dan Mark Zuckerberg.Salah Satu Orang Terkaya di Indonesia Ini Mengikuti Jejak Bill Gates Untuk Menyumbangkan Sebagian Besar Hartanya Untuk Amal.
Sebelum ini, Tahir memang terkenal sebagai salah satu miliarder yang paling murah hati di tanah air. Forbes mencatat sumbangan Tahir tak kurang dari USD50 juta atau setengah miliar rupiah kepada sejumlah universitas.
Jadi, kenapa penting sekali baginya untuk memberi?
“Bagi saya, memberi adalah bagian hidup kita, konstruksinya. Itu tidak bisa dipisahkan,” katanya. “Itu adalah perjalanan hidup.”
Barangkali, prinsip Tahir tidak terlepas dari sejarah hidupnya. “Saya berasal dari sebuah keluarga China yang miskin,” katanya. “Orang tua saya membuat becak. Bapak saya bertugas untuk merangkai bagian-bagiannya, sedangkan ibu saya mengecatnya.”
Tahir melanjutkan studinya di sekolah kedokteran di Taiwan. Namun kematian sang ayah membuatnya harus berhenti melanjutkan studinya tersebut. Maka, ia memutuskan belajar bisnis di Singapura.
Kiprahnya di dunia bisnis dimulai ketika ia merintis sebuah dealer pada 1980. Sayang bisnis ini gagal. Tahir mengubah haluan ke bisnis garmen. Setelah serangkaian kegagalan dan usaha yang tak kenal menyerah, lahirlah Mayapada Group. Sebagaimana taipan pada umumnya, bisnisnya pun menggurita ke perbankan, real estate, rumah sakit, dan merambah dunia media dengan mendirikan Forbes Indonesia.
Satu – satunya tantangan yang ia hadapi, katanya, terletak dalam dirinya: “Saya harus mengatasi keegoisan, ambisi yang tidak benar, dan keserakahan saya”. Maka, memberi mungkin merupakan pengingat baginya untuk menjauhi setiap sifat buruk ini.
Bukan hanya Tahir, istrinya, Rosy Riady juga aktif berkecimpung dalam dunia filantropi. Ia mendirikan H2H Charity, yang menjual barang-barang seconhand dimana setiap keuntungannya diberikan untuk membantu menyekolahkan anak-anak kurang mampu di Indonesia.
Rosy adalah putri taipan Mochtar Riady, pendiri Lippo Group. Meski memiliki hubungan dekat, Tahir mengaku tidak pernah diberi uang sepeserpun oleh Mochtar. “40 tahun jadi menantu. Belum pernah saya dapat satu sen pun dari pak Mochtar, atau dikasih kesempatan bisnis dari Pak Mochtar,” katanya. Tahir mengatakan, dia adalah anggota keluarga Mochtar Riady yang tidak bekerja di Lippo Group dan juga tidak diberikan kesempatan bekerja di sana. Namun hal ini tidak menghentikan Tahir Foundation untuk menganugerahi mertuanya itu dengan ‘Lifetime Achievement Award 2013′.
Hari ini Tahir Foundation, yayasan amal di bawah naungan Mayapada Group menginvestasikan USD75 juta untuk memperluas akses terhadap kesehatan masyarakat di Indonesia.
“Kebaikan itu adalah berkah, yang kita syukuri,” katanya. “Kalau kita berbuat baik kepada orang, mungkin saya tidak dapat balesannya, tapi ke anak cucu saya.”