Memahami Kesalahan Dari Perspektif Diri



Ada situasi dimana terjadi 2 kali kesalahan yang sama. Pertama, kesalahan itu dibuat oleh orang lain, dan kedua, dilakukan oleh kita sendiri. Kita tidak tahu situasi yang melatarbelakangi orang lain melakukan kesalahan itu, sedangkan kita tahu 'alasan' mengapa kita melakukannya. Maka, respon kita terhadap dua kesalahan yang sama itu jadi berbeda. Dengan kata lain; kita menerapkan standar ganda.

Mari sekali lagi kita cermati; apa yang menjadikan kita menerapkan standar ganda itu? Kita tahu alasan kita, tapi tidak mengetahui alasan orang lain. Bagaimana seandainya kita tahu alasan atau kondisi yang memaksa orang lain melakukan kesalahan itu? Tentu kita akan lebih bisa memahaminya. Dan lebih mudah memaafkannya.

Misalnya, ketika sahabat kita melakukan suatu kesalahan; dan kita mengetahui bahwa dia tidak akan melakukan kesalahan itu jika situasinya tidak memaksanya, mungkin kita akan membelanya. Perhatikan; kita mengetahui situasinya, kemudian kita memahaminya, dan kita memaafkannya, bahkan kita membelanya.

Sebaliknya, jika kita tidak mengetahui latarbelakangnya; atau 'alasan' mengapa teman kita itu melakukannya; mungkin kita akan ikut-ikutan menghukumnya. Bahkan, boleh jadi kita akan mengatakan; "Tidak kusangka, orang yang selama ini aku anggap baik ternyata sebenarnya berhati busuk!" Lalu kita memutuskan persahabatan itu.

Bayangkan, jika kita selalu bisa memahami; mengapa orang lain melakukan kesalahan itu seperti kita memahami mengapa kita sendiri melakukannya.

Setidaknya, kita bisa mengurangi sikap menghakimi kita. Sikap mudah menjatuhkan vonis kepada orang lain.

Saya tidak bermaksud mengatakan bahwa orang-orang yang berbuat kesalahan boleh bebas dari hukuman.

Setiap tindakan memiliki konsekuensi. Seperti halnya tindakan baik, maka tindakan buruk pun demikianlah adanya.

Namun, mungkin kita bisa lebih bersikap proporsional. Kesalahan adalah kesalahan; tetapi penting untuk bersikap adil kepada diri sendiri dan orang lain.