Rabiah Al-Adawiyah atau Rabiatul Adawiyah merupakan salah satu wanita yang termasyhur pada zamannya. Selain itu Rabiah Al-Adawiyah terkenal sebagai ulama Sufi wanita yang mempunyai banyak murid dari kalangan wanita. Rabiatul Adawiyah menganut ajaran zuhud dengan falsafah hubb (cinta) dan syauq (rindu) kepada Allah SWT.
Rabiah Al-Adawiyah dilahirkan di Basrah,
Iraq pada tahun 95 H (731 M) dari keluarga yang miskin. Kedua orang
tuanya meninggal ketika ia masih kecil. Keluarganya hidup dengan penuh
taqwa dan iman kepada Allah SWT, tidak berhenti melakukan dzikir dan
beribadah melaksanakan ajaran-ajaran Islam. Rabiatul Adawiyah tumbuh
dalam lingkungan keluarga biasa dengan kehidupan orang soleh dan penuh
dengan kezuhudan.
Yang menonjol darinya ialah ia kelihatan
cerdik dan lincah daripada kawan-kawannya. Tampak juga dalam dirinya
pancaraan sinar ketakwaan dan ketaatan yang tiada dimiliki oleh
teman-temannya. Ia juga juga memiliki keistimewaan lain yaitu kekuatan
daya ingatnya yang telah dibuktikan dengan kemampuannyamenghafal
al-Quran saat usianya 10 tahun.
Sufi Rabiah Al-Adawiyah
Ketika beranjak remaja Rabiah
Al-Adawiyah Kehidupan dalam belenggu perbudakan. Tuannya
memperlakukannya dengan sangat bengis dan tanpa perikemanusiaan. Tetapi Rabi’ah
menjalaninya dengan sabar dan tabah. Shalat malam tetap dilakukannya
dengan rutin, lisannya tidak pernah berhenti berdzikir, istighfar
merupakan senandung yang selalu didendangkannya.
Pada suatu malam, majikannya telah
melihat tanda kebesaran rohani dari sosok Rabiah Al-Adawiyah yaitu
ketika Rabiah berdoa kepada Allah SWT, “Ya Rabbi ! Engkau telah
menjadikan aku budak belian seorang manusia sehingga aku terpaksa
mengabadikan diriku kepadanya. Seandainya aku bebas, pasti aku akan
persembahkan seluruh waktu dalam hidupku ini untuk berdoa kepada-Mu”.
Tiba-tiba setelah ia selesai berdoa,
terlihat suatu cahaya mendekati kepalanya. Melihat kejadian itu
majikannya menjadi terlalu takut. Kemudian pada keesokan harinya Rabiah
telah dimerdekakan oleh majikannya. Dengan kebebasan yang diperolehnya,
ia curahkan hidupnya di masjid-masjid dan tempat-tempat pengajian agama.
Ia kemudian menjalani kehidupan sufi dengan beribadah dan merenungi
hakikat hidup. Tidak ada sesuatupun yang memalingkan hidupnya dari
mengingat Allah.
Wali Allah yang sampai saat ini sangat
menginspirasi banyak kalangan. Doa Rabiah Al-Adawiyah yang banyak
memberi inspirasi, antara lain berbunyi, ”jika aku menyembah-Mu karena
takut neraka, Maka masukanlah aku didalamnya! Dan jika aku menyembah-Mu
karena menginginkan surga-Mu, Maka haramkanlah aku padanya! akan tetapi,
jika aku menyembah-Mu karena kecintaanku kepada-Mu maka berikanlah aku
kesempatan untuk melihat wajah-Mu yang Mahabesar dan Mahamulia itu!”
Cinta Rabiah tidak bisa disebut sebagai cinta yang mengharap balasan,
namun sebuah ketulusanmu.
Rabiah Al-Adawiyah wafat pada tahun 185 H
(801 M) sampai pada akhir hayatnya beliau terus bermunajat kepada Allah
SWt. beliau telah menyerahkan seluruh dirinya pada Pencipta yang Maha
Esa. Dan kerana cintanya yang begitu mendalam, beliau tidak peduli akan
kekayaan dunia. Apa yang lebih penting adalah untuk menempatkan diri
lebih dekat di sisi Allah SWT.